DARI RAKYAT, OLEH RAKYAT, UNTUK BANGSAT

Karya : AbeL Ghaib

Kami ini rakyat jelata
Keringat kami jadi tinta
Suara kami dipinjam saat kampanye
Lalu kami dibuang bak sampah setelah pesta usai

Kami rela berdesakan di bilik suara untuk menitipkan harapan
Agar negeri ini jangan terus dirampok
Namun balasan yang kami terima hanyalah racun janji
Kursi empuk menjelma menjadi panggung sandiwara
Dan kata “wakil rakyat” terkutuk menjadi “wakil bangsat”

Gedung megah yang kalian sebut parlemen bukan lagi rumah rakyat
Melainkan kandang tawa palsu
Arena sirkus penuh badut politik yang berjoget di atas penderitaan kami

Tahukah kalian…?

Setiap upah yang dipotong
Setiap pajak yang kami bayarkan
Itulah yang kalian kunyah dalam pesta pora
Kami yang membayar gaji kalian
Kami yang menanggung malu saat kalian buang hajat di muka demokrasi

“Dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat,”
Begitulah amanat para pendiri bangsa ini
Namun di tangan kalian kata suci itu diseret ke selokan
Dan dijadikan mantra busuk
“Dari rakyat, oleh rakyat, untuk bangsat”

Bung Karno pernah berteriak lantang
“Jadikan penderitaan rakyat sebagai api revolusi”
Tapi penderitaan itu kalian olah jadi bahan guyonan
Penderitaan itu kalian jadikan hiburan murahan di panggung kekuasaan

Bung Hatta mengingatkan
Hidup lurus dan sederhana
Cukup satu koper dan cukup kejujuran
Kalian justru menimbun koper penuh suap
Kalian justru menciptakan proyek siluman penuh tanda tangan pengkhianatan

Jenderal Sudirman berpesan
Meski paru-paru tinggal separuh
Tetap menyeret tubuh demi merdeka

Andai mereka hadir hari ini
Mereka pasti menampar wajah kalian
Karena yang kalian perjuangkan bukan bangsa
Melainkan perut sendiri

Wahai para pejabat…!

Apakah kalian tuli…?
Apakah kalian buta…?
Ataukah kursi empuk itu
telah melumpuhkan otak dan hati
Hingga jeritan rakyat terdengar sekadar dengung nyamuk di telinga…?

Kami memilih kalian bukan untuk berjoget ria
Kami memilih kalian bukan untuk bersandiwara di depan kamera
Sementara rakyat karam dalam lumpur kemiskinan
Kami titipkan suara bukan untuk ditukar amplop
Tapi untuk kalian jaga sebagai amanah bangsa

Namun kalian menjelma serigala berbulu domba
Pengkhianat yang tersenyum di depan rakyat
Sementara menancapkan pisau di punggung rakyat

Jangan kira diam kami tanda rela
Jangan anggap sabar kami tanda tunduk
Di balik sunyi ini ada bara
Di balik sabar ini ada amarah
Dan ketika bara ini meledak
Ketika amarah ini membuncah
Tak akan ada kursi
Tak akan ada seragam
Tak akan ada istana yang bisa melindungi kalian

Sebab rakyat yang lapar tidak bisa dibungkam
Rakyat yang dikhianati tak bisa selamanya ditipu
Langkah kami kami adalah petir
Suara kami adalah badai
Kepalan tangan kami adalah palu godam
Yang akan menghantam dinding kekuasaan

Ingatlah wahai para pengkhianat bangsa…!

Bangsa ini lahir dari darah dan air mata
Bukan dari joget murahan di layar kaca
Kami memilih kalian untuk berpikir bukan menari
Kami memilih kalian untuk bekerja bukan bersandiwara

Dan kelak sejarah akan menulis nama kalian bukan sebagai negarawan
Melainkan sebagai pecundang
Sebagai pengkhianat
Sebagai bangsat yang menari di atas penderitaan rakyat

Dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat
Itulah janji republik ini
Tapi jika kalian terus merampok cita-cita itu

Ingatlah…!

Rakyat sendiri yang akan turun merebut kembali panggung
Rakyat sendir yang akan turun merebut kembali negeri
Dan mengembalikannya pada yang sah
Mengembalikan kepada rakyat